Orang yang mudah marah seringkali menjadi masalah bagi diri mereka sendiri dan orang lain di sekitar mereka. Marah yang berlebihan bisa menyebabkan kerusakan hubungan interpersonal, gangguan kesehatan mental, dan masalah di tempat kerja atau di rumah. Meskipun ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kemarahan seseorang, salah satu faktor yang sering diabaikan adalah kondisi medis yang mendasar.
Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan orang mudah marah termasuk gangguan bipolar, depresi, dan gangguan kecemasan. Gangguan bipolar adalah kondisi di mana seseorang mengalami perubahan mood yang ekstrem, dari fase mania hingga fase depresi. Pada fase mania, seseorang dapat menjadi sangat mudah marah dan merasa tidak sabar. Pada fase depresi, seseorang dapat merasa sangat sedih dan tertekan, yang juga dapat menyebabkan kemarahan.
Depresi juga dapat menyebabkan orang menjadi mudah marah. Orang dengan depresi cenderung merasa mudah tersinggung dan tidak sabar. Mereka juga sering merasa tidak bersemangat untuk melakukan hal-hal yang mereka nikmati dan dapat menjadi sangat sensitif terhadap kritik atau penolakan.
Gangguan kecemasan juga dapat menyebabkan orang mudah marah. Orang dengan gangguan kecemasan sering merasa tegang, gelisah, dan khawatir. Mereka juga sering mengalami gejala fisik seperti detak jantung yang cepat dan keringat berlebihan, yang dapat memperburuk perasaan marah dan membuat mereka merasa sulit untuk mengendalikan emosi mereka.
Selain kondisi medis yang mendasar, ada juga beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi kemarahan seseorang, seperti kelelahan, kurang tidur, stres, dan masalah interpersonal. Namun, penting untuk diingat bahwa orang yang mudah marah bukanlah orang yang lemah atau kurang disiplin. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kemarahan seseorang, dan seseorang yang mengalami kemarahan yang berlebihan harus mencari bantuan dari profesional medis atau psikolog.
Dalam mengatasi kemarahan, penting untuk belajar mengenali tanda-tanda kemarahan yang muncul, seperti detak jantung yang cepat, perasaan tegang, dan pernapasan yang pendek. Saat merasakan tanda-tanda ini, ada beberapa teknik yang dapat membantu mengatasi kemarahan, seperti berbicara dengan orang lain, melakukan meditasi atau olahraga, atau mencoba teknik relaksasi seperti napas dalam-dalam atau yoga.