Bermacam Orang dengan Kepribadian yang Berbeda

Ribuan bahkan jutaan wajah kami jumpai selama berekspedisi 100 Hari Keliling Indonesia, tahun 2013 lalu. Tak hanya saling tegur sapa, bertanya, lalu berdiskusi, namun juga tentunya bertukar energi baik. Dengan siapapun wajah yang kami temui. Sebab, manusia, kodratnya memang tak hanya sekedar perjumpaan transaksional nominal saja. Ada unsur kekeluargaan dalam DNA negeri ini. ⁣

Proses berinteraksi jutaan wajah negeri inilah yang nanti akan saling bertukar energi kebaikan. Energi yang mempersolid kami: Menikmati kebersamaan satu atap di rumah betang khas Dayak, melaut bersama nelayan, berdiskusi bersama kawan2 masyarakat adat, menimba ilmu pada sejarawan & pelaku seni budaya tanah air. Bahkan debat kusir perihal sepakbola dengan beberapa driver bus. ⁣

Kemajemukan energi di sebuah negeri kepulauan yang boleh dibilang sangat luas. Terlalu luas! Proses mobilitas mengitari tanah air yang sudah pasti akan berjumpa dengan varian kendala. Yang menyebabkan perjalanan mencumbui negeri ini menjadi lebih dari 100 hari, melewati tantangan awal. ⁣

Lelah, jenuh, sakit, faktor cuaca, teknis, dsb jelas sering menghampiri. Namun tawa riang tulus khas wajah anak-anak nusantara lah yang kembali menguatkan tim ini, menyelesaikan rangkaian etape menuju finish, kembali ke titik nol: Jakarta. ⁣Pengalaman ini akan menjadi salah satu perjalanan hidup yang tak terlupakan. Bertemu insan dan jiwa lain yang berjuang untuk menggapai cita – cita yang membara dalam diri sendiri. Bertemu dengan orang – orang yang memiliki pandangan dan prinsip hidup yang beragam. Sungguh indahnya tanah airku.

Hatur syukur terima kasih sebesarnya kepada wajah-wajah pengemudi angkot, bus, ojek, truk, masinis kereta, nahkoda kapal laut beserta para mualimnya, bocah-bocah, para ibu yang memasakkan kami di tiap warung makan, dll yang mengantar kami menyukseskan ekspedisi ini. Terlebih tentunya kepada tim inti “100 Hari Keliling Indonesia” Kompas TV : mereka mungkin bukan yang tertampan atau yang terbaik, melainkan yang TERTANGGUH!⁣

Jauh dari kata usai, melainkan jeda, sebelum melanjutkan ekspedisi yang lebih akbar lagi. Negeri ini terlalu luas.. Selalu ingat, kawan! bahwasanya :⁣

“Hidup satu kali saja, takkan cukup mengelilingi dan mengkhatami negeri ini” – Ramon Y. Tungka
Tulisan ini dipublikasikan di Info Terbaru dan tag , , , . Tandai permalink.